Warga yang menerima PSKS (suaramerdeka.com) |
Banyak warga yang selayaknya mendapatkan bantuan tersebut, malah tidak menerima. Sehingga banyak warga tidak mampu melakukan protes.
“Pendataan itu yang melakukan adalah badan pusat statistik. Sedangkan pemerintah desa tidak dilibatkan. Akibatnya banyak warga yang seharusnya tidak menerima bantuan, malah ikut antri mengambil dana bantuan itu,” terang Dwi Diyah Setyorini, Kepala Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji.
Di
Desa Rambipuji, jelas Dwi Diyah Setyorini, jumlah penerima dana PSKS sebanyak
440 warga. Namun, hampir separuh dari jumlah warga yang terdata oleh Badan Pusat
Statistik tersebut tidak layak menerima bantuan PSKS itu. Jadi kasihan bagi warga
yang seharusnya mendapatkan bantuan, malah tidak dapat,” sesalnya.
Wanita
yang akrab dipanggil Rini ini menambahkan, sebelumnya pembagian dana bantuan serupa
yang yang dikenal dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa ditunda. Pada saat
pembagian BLT itu, ada instruksi dari Bupati untuk melakukan verifikasi
terlebih dahulu.
Sehingga
orang yang mampu tidak berhak mendapatkan bantuan. “Namun saat ini, instruksi
untuk melakukan verifikasi itu tidak ada. Sehingga pemerintah desa yang juga
terlibat dalam pembagian bantuan PSKS tersebut terpaksa memberikannya,”
katanya.
Tidak
hanya di Keamatan Rambipuji. Desa lainnya seperti di Desa Kencong, Kecamatan Kencong
serta Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, juga mengalami hal yang sama.
Kepala
Desa Kencong, Ahmadi, menyampaikan, dari 1.414 warga yang memperoleh bantuan
itu, sebanyak 20 persennya merupakan orang-orang berduit.
Tidak
hanya itu, data yang berisi daftar nama-nama warga yang mendapatkan bantuan,
juga baru diterimanya mendadak. “Pembagiannya dimulai pukul 07.00, dan daftar
nama penerimanya baru saya terima malam harinya. Banyak yang salah sasaran,”
tegasnya.
Dampak
tidak dilibatkannya pemerintah desa dalam pendataan warga tidak mampu, membuat
warga yang kaya bertambah kaya. Sedangkan yang miskin bertambah miskin.
Mayoritas
kades yang ditemui Nusantara Pos menyatakan pembagian PSKS banyak salah
sasaran. Mereka menginginkan dilakukan pendataan ulang yang melibatkan
pemerintah desa untuk meminimalisir kesalah pahaman antara warga dengan
pemerintah desa setempat.
“Kami
harapkan ada pendataan ulang lagi bagi calon penerima bantuan PSKS itu. Karena
apabila tidak dilakukan pendataan ulang, masyarakat miskin akan kembali menjadi
korban,” pungkas Rini (ruz/yud).
No comments :
Post a Comment