Sunday 19 June 2011

6 Tempat Sampah Ilegal di Depan Kantor Camat Mayang

BERANDA RAKYAT Jember * Suasana masih cukup ramai ketika saya datang di jalan depan Kantor Camat Mayang, pagi kemarin. Terlihat sekali tempat ini menjadi lokasi pasar. Ada penjual burung, penjual sandal, penjual pakaian, juga penjual obat katarak.

Saat saya memarkir motor, seorang pemuda terlihat baru saja membeli seekor burung. Entah burung apa yang dibelinya, karena terbungkus sebuah kantong kertas. Pemuda itu lalu melihat-lihat burung lainnya. Kemudian pergi.

“Mulai subuh,” kata seorang penjual minuman yang juga berjualan di lokasi itu, ketika ditanya aktifitas di tempat itu dimulai. “Biasanya selesai jam sembilan atau jam sepuluh,” kata pria tua yang berpakaian batik dan memakai sarung serta topi bundar ini.

Tidak hanya tepi jalan yang menjadi lokasi berjualan. Trotoar yang hanya sekitar satu meter bahkan menjadi tempat favorit. Terutama bagi penjual sandal dan pakaian. Sandal yang kebanyakan berwarna hitam dijajar di atas alas terbuat dari plastik.

Lahan antar trotoar dengan pagar tembok kantor kecamatan juga ditempati para pedagang. Mereka yang menempati yakni penjual burung, yang hanya cukup menaruh sangkar burung di lahan tanah yang seberapa lebar itu.

Namun, beberapa diantaranya juga menggunakan motor sebagai tempat memajang dagangannya. Bahkan juga ada mobil berwana hitam. Hanya saja, motor dan mobil ini diparkir di tepi jalan. Mungkin untuk membuat para pengendara tertarik.

Juga ada seorang penjual obat katarak. Sang penjual seorang pria berkumis. Ia duduk lesehan di belakang beberapa botol plastik yang tampaknya adalah obat yang dijualnya. Di belakangnya ada sepeda motor yang dipakai mengangkut dagangannya itu. Ia menjual dengan menggunakan pengeras suara dambil berteduh di sebuah tenda payung bundar beraneka warna.

Bagi masyarakat seperti mereka, yang kebanyakan warga kelas ekonomi ke bawah, lahan umum seperti di depan Kantor Camat Mayang tersebut memang menjadi sasaran untuk mengais rejeki. Terlebih tempat itu cukup strategis: berada di tikungan jalan lebar yang tak tajam, juga dekat dengan pasar umum.

"Biasanya cuma hari Minggu saja,” jelas pria tua yang berjualan kopi dan teh ini. Ia juga meraup untung dari pasar burung mingguan di depan Kantor Camat Mayang ini. Karena tak jarang transaksi penjual dan pembeli burung dilakukan di warung bongkar-pasang miliknya, sambil nyruput kopi panas.

Meski menjadi pasar burung, lokasi itu tak tampak terlalu kumuh. Meskipun penjual burung menempatkan barang dagangannya, berupa sangkar berisi burung, di atas pagar tembok kantor kecamatan.

Kondisi yang membuat tempat itu kurang nyaman untuk dilihat, apalagi dinikmati, yakni sampah yang berada di lubang selokan di trotoar.

Penuh dan tampaknya sudah sesak. Saluran yang lebarnya sekitar setengah meter di bawahnya bisa dipastikan telah buntu. Dari sampah yang ada kemarin, tampakya telah lama ‘menginap.’

Lubang di sepanjang trotoar depan Kantor Camat Mayang itu ada sekitar enam. Lubang itu sebenarnya sebagai jalan untuk mengambil sampah yang menumpuk dan membuntu saluran. Namun, tampaknya fungsi lubang itu dibalik: menjadi tempat pembuangan sampah! Tempat sampah ilegal ada di depan Kantor Camat Mayang. (dien)

No comments :

Post a Comment

Punya Informasi Penting di Sekitar Anda, Sampaikan ke Redaksi dengan menghubungi 081 358 328 188

Berita Terlaris

Mari Jaga Kesehatan

Makan Makanan Bergizi dan Seimbang


Redaksi Beranda Rakyat

Translate

Pemerintahan