Abdoel Djamali menunjukkan dokumen yang berisi skenario pergantian Direktur Politeknik Negeri Jember. |
BERANDA
RAKYAT JEMBER – Pemilihan
Direktur Politeknik Negeri Jember, Jawa Timur, diduga kuat telah diskenario
sejak lama. Forum dosen menilai kampus bagai kerajaan dinasti dan sarat
korupsi, kolusi, dan neoptisme.
Pemilihan direktur berlangsung 1
sampai 12 Desember 2014. Namun, pada pertengahan November beredar dokumen yang
berisi nama-nama dosen yang bakal menduduki jabatan itu.
Forum Dosen Politeknik Jember menyikapi
temuan itu dengan melapor ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) serta Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi
(Dikti).
“Menteri sudah merespon surat yang
kami kirim dan akan memprosesnya,” ujar Abdoel Djamali, Ketua Forum Dosen Politeknik
Negeri Jember, Selasa (2/12/2014).
Dokumen berkop surat Polije serta
bermaterai tersebut beredar di kalangan civitas kampus pada pertengahan November
lalu. Isinya tentang pembagian kekuasaan jabatan direktur. Tertulis nama-nama
dosen yang akan menduduki jabatan direktur serta periode jabatan.
Ada dua nama yang disebutkan untuk
menduduki jabatan nomor satu di Polije. Direktur Politeknik Negeri Jember untuk
periode 2011 - 2015 diberikan kepada Nanang Dwi Wahyono. Sedangkan untuk
periode 2015 - 2019 bakal diberikan ke Bagus Putu Yudhia Kurniawan, yang saat
ini menjadi Pembantu Direktur 1 Polije.
“Beredarnya dokumen ini menunjukkan
jika pemilihan direktur di Politeknik selama ini berbau nepotisme dan kolusi
untuk kepentingan orang tertentu.” ujar Abdoel Djamali dalam siaran persnya.
Ia menilai dokumen itu menunjukkan
kondisi Polije tidak sehat dan mirip dengan kerajaan dinasti. Proses pemilihan
Direktur Politeknik Negeri Jember pun diduga kuat sarat dengan kolusi, korupsi,
dan nepotisme (KKN).
Abdoel Djamali menjelaskan, keberadaan
dokumen itu jelas bertentangan dengan Ketetapan MPR-RI No XI/MPR/1998 dan
Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dokumen itu dibuat tanggal 1 November
2010 pukul 21.00 di rumah Asmuji di Jalan Karimata Jember, Jawa Timur. Tertera Asmuji
sebagai saksi. Asmuji merupakan mantan Direktur Polije periode 2006-2011 dan sekarang
menjadi Direktur Politeknik Banyuwangi.
Lebih lanjut Abdoel Djamali menyatakan
selama ini pihak-pihak yang terlibat dalam dokumen tersebut sudah melakukan
pembohongan publik. Bersama sebelas dosen yang tergabung dalam Forum Dosen
Polije, ia meminta Men PAN-RB serta Menteri Riset dan Dikti mengusut skandal itu.
“Dalam menyikapi skandal ini, kami
dari forum Dosen menyatakan sikap bahwa tahapan pemilihan direktur yang
berlangsung 1 sampai 12 Desember 2014 ini harus diusut tuntas,” katanya.
“Kami tidak memihak kepada
calon-calon direktur manapun. Namun skandal ini akan kami kawal sebagai bentuk
moral dan etika profesi,” ujar Abdoel Djamali.
Sementara itu baik Bagus Putu Yudhia
Kurniawan tidak bisa dikonfirmasi. Telepon tidak diangkat meski terdengar nada
sambung. Demikian pula pesan singkat wartawan tidak dibalas.
No comments :
Post a Comment