Tuesday 2 December 2014

Pergantian Direktur Politeknik Jember Telah Diskenario

Abdoel Djamali menunjukkan dokumen yang berisi skenario pergantian Direktur Politeknik Negeri Jember.

BERANDA RAKYAT JEMBERPemilihan Direktur Politeknik Negeri Jember, Jawa Timur, diduga kuat telah diskenario sejak lama. Forum dosen menilai kampus bagai kerajaan dinasti dan sarat korupsi, kolusi, dan neoptisme.


Pemilihan direktur berlangsung 1 sampai 12 Desember 2014. Namun, pada pertengahan November beredar dokumen yang berisi nama-nama dosen yang bakal menduduki jabatan itu.

Forum Dosen Politeknik Jember menyikapi temuan itu dengan melapor ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) serta Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Dikti).

“Menteri sudah merespon surat yang kami kirim dan akan memprosesnya,” ujar Abdoel Djamali, Ketua Forum Dosen Politeknik Negeri Jember, Selasa (2/12/2014).

Dokumen berkop surat Polije serta bermaterai tersebut beredar di kalangan civitas kampus pada pertengahan November lalu. Isinya tentang pembagian kekuasaan jabatan direktur. Tertulis nama-nama dosen yang akan menduduki jabatan direktur serta periode jabatan.

Ada dua nama yang disebutkan untuk menduduki jabatan nomor satu di Polije. Direktur Politeknik Negeri Jember untuk periode 2011 - 2015 diberikan kepada Nanang Dwi Wahyono. Sedangkan untuk periode 2015 - 2019 bakal diberikan ke Bagus Putu Yudhia Kurniawan, yang saat ini menjadi Pembantu Direktur 1 Polije.

“Beredarnya dokumen ini menunjukkan jika pemilihan direktur di Politeknik selama ini berbau nepotisme dan kolusi untuk kepentingan orang tertentu.” ujar Abdoel Djamali dalam siaran persnya.

Ia menilai dokumen itu menunjukkan kondisi Polije tidak sehat dan mirip dengan kerajaan dinasti. Proses pemilihan Direktur Politeknik Negeri Jember pun diduga kuat sarat dengan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

Abdoel Djamali menjelaskan, keberadaan dokumen itu jelas bertentangan dengan Ketetapan MPR-RI No XI/MPR/1998 dan Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dokumen itu dibuat tanggal 1 November 2010 pukul 21.00 di rumah Asmuji di Jalan Karimata Jember, Jawa Timur. Tertera Asmuji sebagai saksi. Asmuji merupakan mantan Direktur Polije periode 2006-2011 dan sekarang menjadi Direktur Politeknik Banyuwangi.

Lebih lanjut Abdoel Djamali menyatakan selama ini pihak-pihak yang terlibat dalam dokumen tersebut sudah melakukan pembohongan publik. Bersama sebelas dosen yang tergabung dalam Forum Dosen Polije, ia meminta Men PAN-RB serta Menteri Riset dan Dikti mengusut skandal itu.

“Dalam menyikapi skandal ini, kami dari forum Dosen menyatakan sikap bahwa tahapan pemilihan direktur yang berlangsung 1 sampai 12 Desember 2014 ini harus diusut tuntas,” katanya.

“Kami tidak memihak kepada calon-calon direktur manapun. Namun skandal ini akan kami kawal sebagai bentuk moral dan etika profesi,” ujar Abdoel Djamali.

Sementara itu baik Bagus Putu Yudhia Kurniawan tidak bisa dikonfirmasi. Telepon tidak diangkat meski terdengar nada sambung. Demikian pula pesan singkat wartawan tidak dibalas.

Sedang Nanang Dwi Wahyono hanya membalas melalui pesan singkat dengan menyatakan sedang berada di luar kota. “Gimana kalau besok saja mas, saya masih diluar kota, dan terima kasih atas perhatiannya,” jawab Nanang melalui pesan singkatnya. (edw/aif/midd)

No comments :

Post a Comment

Punya Informasi Penting di Sekitar Anda, Sampaikan ke Redaksi dengan menghubungi 081 358 328 188

Berita Terlaris

Mari Jaga Kesehatan

Makan Makanan Bergizi dan Seimbang


Redaksi Beranda Rakyat

Translate

Pemerintahan