Monday 8 July 2013

Isu Lingkungan Wajib Digaungkan dalam Pemilu 2014



 JAPER Jakarta - Pemilu 2014 merupakan kesempatan penting bagi masyarakat Indonesia untuk ikut menentukan pemerintahan lima tahun mendatang ke arah yang pro penyelamatan lingkungan. Karena itu bahaya perubahan iklim merupakan satu isu strategis yang harus masuk dalam Pemilu 2014.
Pentingnya tolok ukur isu lingkungan dalam penentuan pemimpin pada Pemilu 2014 menjadi bahan diskusi dalam Perspektif Baru Road to Campus bertema "Perubahan Iklim Sebagai Isu Strategis di Pemilu 2014".

Acara ini sendiri merupakan hasil kerjasama antara Yayasan Perspektif Baru (YPB) dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), dan digelar di kampus Universitas Nasional, Jakarta, Senin (8/7).

Mengawali diskusi, Wimar Witoelar, pendiri YPB, selaku moderator mengatakan pergantian pemerintahan dan anggota dewan hasil Pemilu 2014 dapat berdampak pada upaya-upaya pencegahan perubahan iklim yang sudah mulai menjadi kenyataan.

Saat ini, katanya, Indonesia telah menarik harapan dunia ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada November 2009 memberikan komitmen untuk menjalankan skema Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) dan mendukung upaya perlindungan terhadap perubahan iklim.

Menurut Gita Syahrani, Senior Associate on Climate Change & Green Investment DNC Advicates at Work, REDD+ saat ini menjadi contoh agenda lingkungan hidup yang harus diperjuangkan, salah satunya melalui upaya instrumen pendanaan yang bertanggungjawab untuk mempercepat perbaikan lingkungan dalam meningkatkan tata kelola hutan dan lahan gambut di Indonesia.

"Setelah Presiden Yudhoyono tak lagi memimpin, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tepat dan mampu melanjutkan perjuangan ini. Harus diingat bahwa lebih dari 50% calon pemilih di Pemilu 2014 nanti adalah generasi muda," kata Gita.

Sementara itu, Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif WALHI mengatakan, pembangunan yang berorientasi semata-mata untuk mengutamakan pertumbuhan telah menyebabkan peminggiran rakyat dan hancurnya ekosistem serta keragaman hayati.
Ia juga mengajak audiens untuk menjadi pemilih pintar dengan cara menganalisis latar belakang para calon.

Desmen Rahmat Eli Hia, praktisi hukum, menjelaskan bahwa ancaman terbesar untuk mendapatkan pemimpin yang tepat adalah golongan putih (golput).

Jika angka golput pada Pemilu 2014 besar, maka yang bertarung hanyalah orang partai dengan beragam kepentingan. Sementara masyarakat yang telah menyia-nyiakan suaranya tidak akan terwakili kepentingannya. (beritasatu.com)

 

No comments :

Post a Comment

Punya Informasi Penting di Sekitar Anda, Sampaikan ke Redaksi dengan menghubungi 081 358 328 188

Berita Terlaris

Mari Jaga Kesehatan

Makan Makanan Bergizi dan Seimbang


Redaksi Beranda Rakyat

Translate

Pemerintahan